Senin, 23 Mei 2011

Toyotomi Hideyoshi sang Taiko


TOYOTOMI HIDEYOSHI (豊臣 秀吉)
Toyotomi Hideyoshi [豊臣 秀吉] (2 Februari 1536 – 18 September 1598) adalah pemimpin Jepang setelah Oda Nobunaga. Ia dilahirkan di desa Nakamura dengan nama Kinoshita Hiyoshi di bawah provinsi Owari; kekuasaan Nobunaga. Ia dikenal bertampang seperti monyet. Setelah ayahnya; Kinoshita Yaemon wafat, ibunya menikah lagi dengan Chikuami. Namun, karena ayah tirinya kasar, ia memutuskan untuk berkelana mencari tuan yang akan dilayaninya dengan baik.
Pamannya yang juga seorang samurai bernama Donjo sempat membawanya ke sebuah kuil, namun ia dipulangkan. Ia sering berpindah-pindah tempat kerja, karena tidak ada yang betah menjadikannya pekerja tetap. Bahkan ia pernah menjadi penjual jarum yang lusuh dan tanpa tempat tinggal. Ia bercita-cita ingin menjadi samurai yang hebat, membahagiakan orang tuanya, dan digilai banyak wanita.
Ia pernah bekerja pada klan Imagawa, juga menjadi pelayan Hachisuka Koroku, namun ia melarikan diri dan berniat mencari majukan yang cocok untuknya. Setelah melayani beberapa tuan, ia bertemu dengan Oda Nobunaga yang saat itu dilihatnya berlatih militer di tepi sungai. Kali ini ia benar-benar ingin menjadikan Nobunaga sebagai tuannya yang terakhir, apalagi Nobunaga pemimpin wilayah tempatnya berasal.
            Hideyoshi adalah orang yang sangat sabar, pekerja keras, dan disukai teman maupun lawannya. Bahkan ia tidak terpengaruh dengan ejekan monyet yang disematkan kepadanya. Setelah menjadi pelayan Nobunaga dan menjadi pembawa sendal, ia memperlihatkan kemampuannya dengan perlahan-lahan jabatannya mulai naik. Sebagai pelayan di kandang, kemudian ditempatkan di dapur, berhasil merenovasi tembok benteng Kiyosu, sampai menjadi komandan dengan membawahi tiga puluh prajurit infanteri. Pertempuran pertamanya pada perang Okehazama. Namun, dalam perang ini ia belum membuktikan kemampuannya pada Nobunaga.
            Hideyoshi yang berhasil menundukkan Hachisuka Koroku, tiga macan dari Mino, bersahabat dengan Takenaka Hanbei, dan berperan besar dalam penaklukan-penaklukan yang dilakukan Oda Nobunaga.
            Beberapa tahun setelah mengabdi pada marga Oda, ia diberikan sebuah benteng; Nagahama. Setelah Nobunaga wafat, ia kembali dari barat menuju Azuchi dalam rangka membalaskan dendam kepada marga Akechi dan pemimpinnya atas kematian tuannya. Tindakannya ini dinilai cepat oleh semua orang yang tak menduga bahwa ia berhasil berdamai dengan marga Mori di barat.
            Keterampilannya dalam bernegosiasi dengan lawan serta taktik perang yang jitu, membuat namanya semakin dikenal bahkan di kalangan kaisar sekalipun. Selama konfliknya dengan Shibata Katsuie dan Oda Nobutaka – dalam memperebutkan posisi penerus Nobunaga, apakah Nobutaka atau cucu Nobunaga; Samboshi- Hideyoshi mulai membangun istana yang paling megah saat itu mengalahkan benteng Azuchi-nya Nobunaga di Osaka. Ke depannya, benteng ini dikenal dengan nama Momoyama, dikenallah zaman Azuchi-Momoyama. Kekalahan Katsuie dan Nobutaka tak terhindarkan. Setelah kematian mereka berdua pun, Hideyoshi masih harus berhadapan dengan Tokugawa Ieyasu dan Oda Nobuo.
            Namun, pada akhirnya, Hideyoshi-lah yang berada di atas angin. Setelah berhasil berdamai dan bersekutu dengan Ieyasu, jadilah Hideyoshi penguasa seluruh Jepang. Walaupun tidak mendapatkan gelar Shogun dari kaisar, dikarenakan masalah asal-usulnya, ia tetaplah pemersatu Jepang dan sangat dihormati. Sampai sekarang pun, Hideyoshi masih dikenal sebagai Sang Taiko di Jepang. Kebijakannya saat itu salah satunya adalah melarang kalangan di luar samurai untuk memiliki senjata. Cita-citanya ia ingin pergi ke negeri Kaisar Ming; Cina. Namun, ia wafat dalam masa infasinya ke Korea dan tidak dapat menaklukkan Cina.

1 komentar:

Blogroll

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google