Jumat, 08 Juli 2011

Kampung Inggris Pare - Kediri


 Bagi agan-agan yang pada mau mahir berbahsa Inggris, usah susah-susah, usah pusing, ke Kediri aja. ambil cuti kuliahnya satu semester, dijamin lancar berbahasa inggris. Bagi kalian yang jurusan Sastra Inggris, cuti saja karena lebih cepat penguasaan bahasa disana, untuk kuliahnya tinggal tunggu ijazah doang. Disana disetiap tempat ada tempat kursus bahasa Inggris yang berjejar satu sama lain. Belajarnya pun kayak anak kuliahan, ada yang sampe malam malah..sekali belajar ato sekali kelas sampe 1,5 jam. Mulai dari tempat kursus Liberty, Eminence, BEC, yang bergaya sok institute(maap) Mahesa Institute, ada yang degan Campnya sekaligus macam Shafa Marwah Camp. Ada juga yg menyediakan multi bahasa seperti WTC, Hakim, Unesco, (bahasa Inggris-tentu saja, bahasa Jepang, Mandarin, Korea, Arab) ada juga yang cuma bahasa Jepang seperti Sakura Indonesia, dll. Bagus lah sekalian liburan, kalau nggak tau Pare itu dimana, biar saya jabarkan secara lengkap.

Free Download & Lirik Lagu Wangi Bunga by Ian

Sebelum baca liriknya, just info nie lagu jadul jaman-jamannya orang kelahiran 80-90-an masih sd ma smp, nostalgia abis,boi (melayu banget)...Lirik dan suara bang Ian keren...MV-nya juga keren pas Baim Wong masih manis-manisnya...bang Ian, WE miss U..
nie liriknya. Yang mau donlot, klik disini


Wangi bunga tlah kutaburkan
Rasa cinta tlah kutanamkan
Takkan hilang tertiup angin
Terbawa sang bayu
      Tllah kucoba berikan semua
      Yang teridah untuk dirimu
      Jangan pernah kau tenggelamkan
      Hingga bunga layu
Reff :
Rebahkanku di atas pangkumu
Bawa aku
Di mimpi cintamu
Dekap aku
Slamanya kuingin bersamamu
      Maafkanku mengganggu tidurmu
      Temaniku
      Di mimpi cintamu
      Bunga cinta yang kutanamkan
      Mewangi untukmu
Dia yang terindah

Selasa, 05 Juli 2011

Kanji Uang/Emas

Dibaca : kane/かね (Kunyomi/Cara Baca Jepang) dan kon /コン、kin/キン (Onyomi/Cara Baca China)
Arti : Uang; Emas
Jumlah Goresan : 8
JLPT Level : 4

Sabtu, 02 Juli 2011

KALINDAQDAQ (sastranya orang mandar)

KALINDAQDAQ
 Nb (maaf, nbx lebih dulu biar bacanya jelas apalagi artikel yang saya ambil dari situs resmi Polman ini cukup panjang, padahal biasanyakan nb terletak pling akhir...sistem tak berlaku di blog ini,mau-maux ajjja..hehe) : kalindaqdaq bukan dibaca kalindakdak -jelek banget kedengarannya-tapi dibaca kalinda'da'..begitupun dengan kata-kata lain dalam bahasa MandaR, litaQ bukan di baca litak, tapi lita'. intix-dalam aturan EYd juga ada- huruf 'Q' itu bunyinya koma atas (')..

I.    PENDAHULUAN
      Jika kita menengok ke belakang, menelusuri lintas sejarah di Litaq Polewali Mandar, tak dapat dimungkiri bahwa nama Bumi Balanipa ini, adalah nama yang paling paten dan monumentum sejarah yang bisa bertutur banyak tentang masa lampau yang teramat jauh kebelakang dengan segudang kearifan leluhur dari berlapis-lapis generasi, yang bisa jadi  panduan untuk memotivasi diri menapak penyesuaian masa kekinian dan selanjutnya menyongsong hari esok buat generasi pelanjut kita.
      Yang kedua tak dapat dibantah bahwa Bumi Balanipa ini, sentralnya ungkapan-ungkapan leluhur yang penuh sopan, dan gerak langkah yang penuh santun, suatu bukti dengan melalui salah satu ugkapan, yang mana ungkapan ini sudah membudaya di masyarakat Mandar, utamanya di Balanipa ini dan ungkpan tersebut sampai detik ini, tak pernah lapuk karena hujan, tak pernah lekang karena panas, yang mengatakan :
NA TAMA DI BALANIPA, MAINDANG KEDO PUANG, NAUPOKEDOI NAUNG MOLIMBO-LIMBO�. (Saya akan ke Balanipa, meminjam/memeperhatikan tegur sapa yang sopan, gerak langkah yang santun, demi kucontohi, kuikuti untuk menghadiri acara-acara resmi).
Justru itulah para tokoh budayawan Mandar, sebahagian besar mengtakan, bahwa sastra Mandar ini, utamanya di Bumi Balanipa, dapat dibagi tiga point, yakni :
1.      Kalindaqdaq
2.      Pappasang
3.      Pemanna
II. KALINDAQDAQ
Ciri kalindaqdaq, seperti umumnya puisi, adalah keterbatasannya, ketakbebasannya, yang membedakannya dengan toloq, karena toloq, seperti umumnya prosa, lebih bebas, lebih leluasa dalam bentuk dan aturan-aturan pengucapan.
Seperti halnya pantun Melayu, tembang Jawa, kelong Makassar, Elong Bugis, dan londe Toraja; maka kalindaqdaqpun diikat oleh syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi : jumlah larik dalam tiap bait, jumlah suku kata dalam tiap larik, dan irama yang tetap.
Menurut kebudayawan Mandar, kalindaqdaq Mandar mempunyai bentuk :
a.       tiap bait terdiri atas 4 bait larik (baris).
b.      larik pertama terdiri atas 8 suku kata.
c.       larik kedua terdiri atas 7 suku kata.
d.      larik ketiga terdiri atas 5 suku kata.
e.       larik keempat terdiri atas 7 suku kata.
f.       merupakan puisi suku kata.
g.      Persajakan kalindaqdaq umumnya bebas, meskipun ada juga yang bersajak-akhir aaaa, abba, aabb.2)
Tema-tema kalindaqdaq :  
1.      humor (kalindaqdaq pangino)
2.      satire (kalindaqdaq paelle)
3.      kritik sosial (kalindaqdaq pappakaingaq)
4.      pendidikan/nasihat (kalindaqdaq pipatudu)
5.      keagamaan (kalindaqdaq masaalla)
6.      kejantanan/patriotisme (kalindaqdaq pettomuaneang)
7.      percintaan/romantik (kalindaqdaq to sipomongeq).
III. KALINDAQDAQ PANGINO (PUISI HUMOR)
1.   Mua matei paqbokaq
Da mu balungi kasa
Balungi benu
Tindaqi passukkeang
(Kalau meninggal petani kopra
Jangan kafani kain kasa1)
Kafani saja serabut kelapa
Passukkeang2) jadikan nisannya        
2.   Indi tia to muane
      Kande-kande sarana
      Tiakkeqna kaca gommo
      Magallisnaq domai.
      (Aku ini pahlawan
      Pahlawan dalam kue-kue
      Terangkatnya toples
      Habis, bersih, disikat tanpa sisa).
3.   Indi tia to muane
      Makko kaiyang sarana
      Meloq si pattombangan di ule-ule bue
      Meloq siruppuang kasippi.
      (Aku ini pahlawan
      Selalu memperhatikan mangkok besar
      Rela sama bergelimang di bubur kacang hijau
Ikhlas lebur bersama kasippi1)   
4.   Indi tia to muane
      Bolu peranggi sarana
      Meloq di cingga, dipasicingga kue lapis
      Melo si accurang sakko-sakkoq2.
      (Aku ini pahlawan
      Adalah mitranya kue bolu paranggi
      Rela diwarnai, bersama kue lapis
      Ikhlas hancur bersama sakko-sakko).
5.   Indi tia passikola
      Buku tulis sarana
      Meloq dibaca
      Meloq dipanulissi
      (Aku ini anak sekolah
      Adalah pencintanya buku tulis
      Siap untuk dibaca
      Sedia untuk ditulis).
IV. KALINDAQDAQ PAELLE (PUISI SATIRIK)
1.   Polei paqlolang posa
      Pesiona balao
      Soroqmo dolo
      Andiang buku bau
      (Telah bertandang seekor kucing
      Yang mengaku utusan tikus
      Sudahlah, pulanglah
      Disini tidak ada tulang-tulang ikan).
2.   Mane dioi di baqba
      Ibussang baba bua
      Tirimba posa
      Naola penawannaq.
      (Baru ada diambang pintu
      Si rakus gendut
      Terhalau kucing
      Ditimpa hembusan nafasnya).
3.   Landuri diong I lissi
      Punno lisseq tondonnaq
      Timbeq-i naung
      Sarappiq1) saq uyungan.
      (Lewat dijalan si Lissi
      Penuh kutu kepalanya
      Lempari kebawah
      Sisir rambut seikat).
4.   Landuri diong I Kaco
      Massoppoq patti loqbang
      Meloq disanga
      Pole ditana Jawa
      (Lewat jalan si Kaco
      Memikul peti kosong
      Mau dikata
      Datang dari pulau Jawa).
V. KALINDAQDAQ MAPPAKAINGAQ (KRITIK SOSIAL)
1.   Pitu tokke pitu sassa
      Sattindorang buliliq
      Sangnging ma uwang
      Baleri tomawuweng.
      (Tujuh tokek tujuh cecak
      Dan seiringan kadal
      Semuanya berkata
      Genit lagi si orang tua).
2.   Muaq diang to mawuweng
      Baler mendulu
      Alangi rottaq*)
      Patuttuang tondinnaq
      (Bila ada orangtua
      Genit kembali
      Ambilkan sendok nasi
      Pukulkan ke tengkuknya).
3.   Mau ana�, mau appo
      Mau biya, mau perruqdusang
      Mattedoang koyokang
      Ito tambeasa maq gau.
      (Namun anak kandung, maupun cucu
      Sekalipun cibirang tulang, kendatipun keturunan
      Menendang kobokan
      Orang tak pernah menduduki fungsi).
4.   Innami takkeamaq lino
      Tattallang dunnia
      Poppor loka
Musanga uru sei.
(Bagaimana tidak akan kiamat bumi
Tak kan tenggelam dunia
Tandang pisang yang dibawah
Disangka tandang pisang yang diatas).
5.   Di pebulu dami manu
      Di pemarabe dami
      Andiang tomi
      Di peillang sissiqna.
      (Bulunyalah ayam yang dilihat
      Mahkota indahnya yang dipandang
      Tiada perlu lagi
      Diperhatikan sisik keberadaannya).
6.   Pammanauangi tuq-u paqmai
      Mua ita to tuna
      Pammongeangi tuq-u ate
      Muaq ita to kasi-asi.
      (Sedih nian sanubari
      Bila kita orang hina dina
      Sakit nian hati
      Jika kita orang miskin).
VI. KALINDAQDAQ PIPATUDU (PUISI PASTORAL)
1.   Dipameang pai dalle
      Dileteangngi pai
Andiang dalleq
Mambawa alawena.
      (Rezeki harus dicari
      Dan dibuatkan titian
      Tiada rezeki
      Yang datang sendiri).
2.   I Cicci paq manini
      Kaiyang simbolongnaq
      Di pettuppuang
      Diperauang sorong.
      (Si puteri kesayanganlah kelak
      Besar indah sanggulnya
      Dipertahankan/dikokohkan
      Dimintakan mas kawin).
3.   Nadiondoq-i I Cicci
      Na di damo-damoi
      Tuo marendeng
      Diang bappaq dalleq-na.
      (Diayun puteri kesayangan
      Dengan belaian kasih sayang
      Panjang umur
      Semoga mendapat rezeki).
4.   Diang dalleq mulolongan
      Daq mu gula-gulai
      Andiang tu-uq
      Nasadia-diannaq.
      (Ada rezeki diperoleh
      Jangan diroyalkan
      Sebab tidak akan
      Selalu ada).
5.   Usurung mallete lembong
      Matindo manu-manu
      Maq ayumai
      Dalle pole dipuang.
      (Walau harus menyeberangi lautan
      Tidur laksana burung
      Demi berikhtiar/berusaha
      Rezeki dari Yang Maha Kuasa).
VII. KALINDAQDAQ MASAALA (PUISI RELIGI)/AGAMA
Disebut kalindaqdaq masaala, karena berisi masalah-masalah keagamaan.itulah sebabnya kalindaqdaq masaala umumnya terdiri dari dua bait. Bait pertama mengajukan masalah, bait kedua memberikan jawaban.
1.   Inna sambayang-sambayang
      Sambayang tongang-tongang
      Meloq u issang
      Meloq uu ajappui.
      (Mana sembahyangnya sembahyang
      Sembahyang yang sebenar-benarnya
      Ingin kutahu
      Ingin kuyakini)
      Indi sambayang sambayang
      Sambayang tongang-tongang
      Tandi kedoang
      Napakedo alawena.
      (Inilah sembahyangnya sembahyang
      Sembahyang yang sebenar-benarnya
      tidak digerakkan
digerakkan dirinya sendiri).
2.   Ahera oroang tongan
      Lino dindan di tiaq
      Borong to landur
      Leppang dipettullungngi.
      (Kampung akhirat tujuan akhir
      Dunia ini hanya pinjaman
      Ibarat musyafir
Sekedar singgah untuk berteduh).
3.   Meillong domai ku�bur
      Siola sulo-oq mai
      Oroang ku�bur
      Taq lalo mappttannaq.
      (Dunia kubur memberi isyarat
      Hendaklah anda siapkan obor
      Sebab disana diliang kubur
Gelap gulita tiada taranya).
4.   Sambayang di tiaq tu-uq
   Namaka di pesulo
   Kedo macoa
   Namaka di pekasor.
   (Sembahyang itulah yang paling baik
   Dijadikan obor dalam kegelapan
   Karya yang mulia
      Bekal yang cocok dijadikan kasur).
5.   Tandi soppoi sambayang
   Tandi teweq-i jenqne
   Iyamo tiaq
   Maparri di pogau.
(Tidak akan dipikul sembahyang
Tidak akan dijinjing wudhu
Itulah dia
Sukar dilaksanakan).
6.   Manu-manu apa tiaq
      Pole di dappingallo
      Zkkir bambaqna
      Koroang pecawannaq
(Burung apa gerangan
Yang datang disaat subuh
Zikir suaranya
Al-Qur�an tawanya).
7.   Apa ande di suruga
      Pewongan di alleqna zikkir
      Tambottuq
      Lailaha Illallah.
      (Apa gerangan santapan di surga
      Bekalan diperantaran zikir
      Yang tak pernah putus
      Kalimat Lailaha Illallah).
8.   Manu-manu disuruga
      Saiccoq pole boi
      Mappettuleang
      To sukku sambayanna.
(Burung indah penghuni surga
Senantiasa datang mengintai
Mengintai dan menanyakan
            Orang yang sempurna shalatnya).
9.   Passambayang mo-oq dai
      Pallima wattu mo-oq
      Iyamo tu-uq
      Pewongan diahera.
      (Hendaklah anda tegakkan shalat
      Lima waktu selalu sempurna
      Sebab itulah bekal abadi
      Menuju hari kemudian).
10. Apamo di tiri alang
   Di parakkaqna dunnia
   Annaq mikkeqde
   Boyang sambua-bua.
   (Apa yang diciptakan alam
   Dalam membangun dan menata bumi
   Sehingga berdiri
   Rumah yang satu-satunya).
11. Boyang sambua di lino
      Daq dua arriannaq
      Pitussulapa
      Pitu pepattoang.
      (Rumah satu di dunia
      Dua tiangnya
      Tujuh sudut
      Tujuh jendelanya).
12. Boyang dilalang di kaodong
      Pitu sawa-sawannaq
      Mesa tibua
      Pura dipepattoi
      (Rumah didalam kenangan abadi
      Tujuh bubungan atapnya
      Satu terbuka
      Semuanya ditempati mengintai).
13. Pappeyappu daq di Puang
      Di tajallinna Muhamma
      Rapangi tu-uq
      Bilang sappulo appe.
      (Keyakinanlah kepada Yang Maha Kuasa
      Sinar dan cahaya Muhammad
      Bagaikan
      Bulan purnama raya).
14. Pappeyappu daq di Puang
      Tannaratang paindoqna
      Si pekkedeang nurung
      Anna Muhamma.
(Keyakinanlah kepada Yang Maha Pencipta
      Betapa terang cemerlangnya
      Sejajar dan searah nurung
      Dengan Muhammad).
15. Muaq polemi manini
      Di andiang rapanganna
      Iya issanna
      Lailaha Illallah.
      (Bila tiba kelak
      Yang tiada perumpamaannya
      Didalam pengetahuannya
      Oleh Yang Maha Agung).
16. Ayappui tonga-tongan
      Rokonna asallangan
      Iyamo tu-uq
      Pewongan di ahera.
      (Pahami yang sebenar-benarnya
      Semuanya rukun Islam
      Sebab itulah
      Bekal akhirat kelak).
17. Bismillah akkeq letteqna
      Alepuq pelliaqna
      Turang loana
      Lailaha Illallah.
      (Bismillah angkat kakinya
      Alif langkahnya
      Tutur katanya
      Lailaha Illallah).
VIII. KALINDAQDAQ PETTOMUANEANG (PUISI PATRIOTISME)       
1.   Indi tia to muane
      Bannang pute sarana
      Meloq di bolong
      Meloq di lango-lango.
      (Aku ini pahlawan
      Adalah benang putih
      Yang siap basah
      Menghadapi warna apapun).
2.   Muaq tongano muane
      Pattandai mo-oq galung
      Nadiengei
      Sipettombangan cera.
      (Bila anda betul pahlawan
      Tunjukkanlah lokasi dan lapangan
      Akan di tempati
      Sama bergelimang di telaga darah).
3.   Menangi kaccang tunggara
      Menangi na sumobal
      Tanda mokau
      Tuali di lolangan.
      (Semakin kencang angin tenggara
      Semakin layar terkembang
      Suatu pertanda pantang mundur
      Balik surut dari samudera luas).
4.   Takkalai di sobalang
      Dotai lele ruppu
      Dadi nalele
      Tuali di labuang.
      (Sekali bahtera layar terkembang
      Karam dan hancur tak kuhiraukan
      Asal tidak gempar terseriar
      Balik surut ke pangkalan semula).
5.   Muaq purami di palandang
      Pemali diliaiq
      Muaq purami di pobambaq
      Pemali di peppondoq-i.
      (Jika sudah terbentang
      Pantang dilangkahi
      Bila sudah diikrarkan
      Pantang membelakangi).
6.   Muaq purami di pau
      Purami di poloa
      Daq leqba tia
      Soroq tammappasaqbi
(Bila kita sudah berucap
      Jika mulut sudah berbincang
      Jangan sampai mencoba diri
      Surut menghilang tanpa pamit).
7.   Dotai sisaraq
      Salakka annaq uluttaq
      Dadi tia sisaraq
      Loa tongatta.
      (Lebih baik berpisah
      Badan dengan kepala
      Dari pada berpisah
      Ungkapan yang telah diucapkan).
8.   Dotai tau sisaraq
      Maraqdiatta
      Dadi tia sisaraq
      Assamalewuangtaq.
      (Lebih baik kita berpisah
      Pemimpin kita
      Dari pada berpisah
      Persatuan dan kesatuan kita).
9.   Namanetteaq lipa
      Sureq di sigayangngi
      Puccana cera
      Birinnaq mata gayang.
      (Aku akan menenung sarung
      Corak saling bertikaman
      Kepala coraknya darah
      Pinggirannya mata keris).
10. Tania passobal
      Muaq mappelinoi
      Lembong di tiaq
      Mipatada di pottanaq.
      (Bukan awak perahu
      Bila menunggu tenangnya ombak, redanya badai
      Sebab ombaklah
      Yang membawa hingga dapat tiba di daratan).
11. Tania to muane
      Muaq jiripai gayang
      Attonganang di tiaq
      Di sanga to barani.
      (Bukan pahlawan
      Bila harus ada keris terselip di pinggang
      Karena keadilan dan kebenaranlah
      Yang dikatakan kesatria).
IX. KALINDAQDAQ TO SIPOMONGEQ (PUISI ROMANTIK)
1.   Pitu buttu mallindungi
      Pitu taq-ena ayu
      Purai accur
      Naola saliliq-u.
      (Tujuh gunung menghalangi
      Tujuh dahan kayu
      Semua rata semuanya hancur
      Dilanda rinduku).
2.   Batu toyang dilolangan
      Peatallangngoq-o naung
      Apaq nanaolai
      Lopinna tomasara nyawa.
      (Wahai batu dan karang di tengah samudera
      Tenggelam dan karamlah engkau
      Karena akan dilintasi
      Perahunya kelana yang merana).
3.   Ulamung batui sarau
      Di naunna ende�mu
      Jappoq-I batu
      Tanjappoq passengaq-u
      (Kubenamkan cintaku, bak membenam batu
      Di bawah tanggamu
      Batu hancur
      Tapi kerinduanku tak akan luntur).
4.   Nalayangangmi cinnaq-u
      Naliliang sarau
      Iqdai mala
      Dipasima-simangngi.
(Diterbangkannya harapanku
Dilayangkan harapanku
Tak dapat lagi
Untuk menahannya).
5.   Mapanraq sonaiq toaq
      Mongeaq sonai toaq
      Muaq iq-o bandi
      Usimonge-mongeang.
      (Susah dan merana tak kan mengapa
      Sakit pedih biarkan daku
      Asalkan dikau
      Membalas kasihku).
6.   Ukolliangi sarau
      Di lisu simbolongmu
      Mau matindo
      Muilalai toaq.
      (Kuikatkan tanda kasihku
      Di pusat sanggulmu
      Biarpun kau nyenyak tidur
      Kan terkenang juga kepadaku).
7.   Pattuaq mannawa-nawa
      Saqulaq mattimbangngi
      Maupaq bandi
      Muaq na teqtoq iq-o.
      (Sulit sungguh memikirkan
      Sukar nian merenungkan
      Mujurlah diri
      Bila engkau demikian jua).
8.   Beru-beru baqbar-aoq
      Pandeng malassuq-aoq
      Napuppi-aoq
      Ito pammalanreang.
      (Melati, janganlah engkau mekar
      Nenas, janganlah engkau layu
      Jangan sampai di petik
      Oleh insan yang pembosan).
9.   Beru-beru penggilingmu
      Bunga lawar passoemu
      Bunga tipussuq
      Peitammu leqmai.
      (Bunga melati pandanganmu
      Kembang mawar ayunan tanganmu
      Bunga mekar harum
      Lirikanmu terhadapku).
10. Mettugalanga di ayu
      Ayu sappeq-o naung
      Meindaq lao di pappang
      Pappang raqbamo naung
      Damaq dilino moge� tandi pakannyang.
      (Kuberpegang di dahan kayu
      Maka dahan kayu akan patah
      Kutegak ditepi jurang
      Justru tepi jurangpun akan runtuh
      Tak usahlah pedih dan merana di dunia ini
      Kiranya ragu dan bimbang tiada dipercaya).
11. Iqda naung nameita
      Allo naung natambus
      Assirumungannaq
      Matanna to salili.
      (Kutak ingin memandang kesana
      Sang surya yang akan terbenam
      Karena di ufuk sana, perpaduannya
      Mata yang dilanda kerinduan).
12. Diang lao to salili
      Pepattoang naluba
      Apaq iyau
      Nyawau namalai
      (Orang yang dilanda arus kerinduan
      Kepada jendela segera bergegas
      Kiranya aku
      Jiwa raga ingin melayang).
13. Inggai para sumobal
      Sipandalle-dalleang
      Andiang dalle
      Itamo sipodalle
      (Marilah kita sma berlayar
      Sama mengadu nasib
      Tiada untung dan rezeki
      Kiranya kitalah saling menerima rezeki
      Sebagaimana kasih yang terpadu selama ini).
14. Meapa ami mongeqna
      To manniaq tandottong
      Titedo dua
      Annaq kindo diellongngi.
      (Bagaimana niang sakit parahnya
      Yang diidam-idamkan tiada terwujud
      Kiranya hanya kaki tersandung
      Ibunda yang dipanggil).
15. Accur tongani ateu
      Marere rapang sia
      Sawaq batammu
      Usenga, usalili.
      (Betapa remuk redamnya hatiku
      Hancur luluh bagaikan garam
      Disebabkan tubuhmu
      Yang selalu kukenang, senantiasa kurindukan).
16. Mazdondonna duambongi
      Annaq maullung allo
      Damoq pettule�
      Salili-uq motu-uq.
      (Besok lusa
      Manakala langit mendung
      Tak usahlah anda bertanya
      Itulah pertanda kerinduanku).
17. Tambar ditippa manini
      Pauli ditit topa
      Annaq massau
      Garring di alaweu.
      (Air penawarmulah kelak
      Pun minyak obatmu jua
      Yang mampu menyembuhkan
      Demam yang ada pada diriku).
18. Tennaq rapangdaq uaiq
      Lambaq lolong lomeang
      Mettonang banda
      Dinaunnaq endeqmu.
      (Seandainya aku laksana air
      Mengalir kesana-kemari
      Maka aku berlinang
      Dibawah naungan tanganmu).
19. Musaq diang bura lembong
      Disambah di uluang
      Damo pettuleq
      Saliliq-u motu-uq.
      (Jika ada putihnya hempasan ombak
      Menghempaskan diri di buritan
      Janganlah anda bertanya
      Itulah arus kerinduanku).
20. Usurungani matindo beke
      Di naunna ende�mu
      Mattattangai
      Pendai perrawummu.
      (Kusengaja tidur laksana kambing
      Di bawah naungan tanggamu
      Menunggu dan menanti
      Naik dan turunmu selalu).
21. Inggai para mattinja
      Para malloa-loa
      Batattaq bappa
      Mala dai si pake.
      (Marilah kita berikrar
      Sama berjanji
      Semoga hubungan yang penuh kenangan ini
      Dapatlah hendaknya terjalin dengan mesrah).
22. Muaq lesseaq malai
      Annaq maullung allo
      Damo pettule
      Saliliq-uq motu-uq.
      (Bila aku telah pulang
      Kemudian langit mendung
      Tak usahlah anda bertanya
      Itulah cahaya kerinduanku).
23. Diang sarau saicco
      Uputi daun camba
      Arangi tiwua
      Muaq tania iq-o.
      (Ada kasihku sedikit
      Kubungkus daun asam
      Pantang dan haram terbuka
      Jika bukan anda yang membukanya).
24. Tennaq uitadi dai
      Bittoeng sippaqtummu
      Iqda matindo
      Muaq iqdai tambus.
      (Seandainya aku melihat ke atas
      Cahaya bintang di atasmu
      Justru aku tak akan tidur
      Sebelumnya ia terbenam).
25. Usanga bittoeng raqda
      Dibaqbana songimmu
      Ikandi palakang
      Manggiling loqdiannaq.
      (Kusangka bintang jatuh terkapar
      Dimuka pintu kamarmu
      Kiranya dinda
      Memutar balik cincinnya).
26. Tennaq diang di adaqna
      Lolong tama uwai
      Mappatubanda
      Sallang memonge-monge.
      (Seandainya ada adat kebiasaan
      Air mengalir ke hulu
      Aku akan mengirim
      Salam yang merisaukan dan merindukan).
27. Lappaqmi iyau letteq-u
      Kambang pegallangaq-u
      Mapponayoi
      Matanna alawemu
      (Sakit dan parah kakiku
      Mengembang betisku
      Mundar-mandir
      Demi memperhatikan kecantikan tubuhmu).
28. Monge-monge paq iyau
      Annaq tonande gayang
      Tonande gayang
      Tonande gayang diang pauliannaq.
      (Betapa parah dan sakitku
      Lebih parah dan sakit dari pada orang yang bertikam keris
      Yang tertikam keris
      Masih ada usaha dan pengobatannya).
29. Inai tosara baru
      Nalloi-naurangngi
      Sara barunna
      Itosoro mamboyang.
      (Hasrat suci, cinta murni siapa gerangan
      Dijemur dihujani
      Hasrat suci, cinta murninya
      Insan yang telah berantakan rumah tangganya).
30. Tania tozdi batangngu
      Na naposara batangmu
      Batang to tuna
      Taq-e to kasi-asi
      (Bukannya diri pribadiku yang dimaksud
      Yang dimaksudkan oleh diri pribadimu
      Pribadinya orang hina
      Tangkainya orang miskin).
31. Uru-uru name endeq
      Gayang napetaeng
      Pindaq-duanna
      Kowi kaiyang damo.
      (Awal mulanya naik ke tangga
      Keris yang diselipkan
      Setelah kedua kalinya
      Parang besarlah sudah).
32. Gau tongappai iyau
      Sara mennassa topa
      Annaq tiwua
      Temunganna nyawau.
      (Tindak laku yang mulia
      Hasrat suci yang jelas
      Yang akan mampu membuka
      Tabir pintu kalbuku).
33. Tenna dazda tarring kambu
      Tarring pokki loloqna
      Muwatta banda
      Muala polattangan.
      (Seandainya aku bukan bambu jelek
      Bambu yang terpotong ujungnya
      Justru anda akan menebang
      Digunakan untuk lantai).
34. Tennaq dazda bale beong
      Bale mate kindoq-u
      Natuna banda tia
      Nasirua-ruai
      (Seandainya aku tidak segera yatim
      Takkan segera ditinggalkan ibunda
      Hina dan papa
      Tidaklah seberapa, dan tidaklah berarti).
35. Meita dai di bulan
      Pai-paindo pai
      I�da naindo
      Apaq tuna iyau.
      (Kulancarkan pandanganku ke atas rembulan
      Aduhai, betapa cemerlang dan bercahayanya,
      Hanya aku yang tak disinari sinarnya
      Karena aku hina dan papa).
36. Rappei tona murappe
      Rappe toa iyau
      Sangga iyau
      Namusala murappe.
      (Sebut dan kenanglah orang yang anda kehendaki
      Aslkan aku juga disebut dan dikenang
      Jangan sampai hanya aku
      Dilupakan disebut dan dikenang).
37. Meapaami mongeqna
      To mannia tan dottong
      Ti tezdo dua
      Annaq kindo diellongngi.
      (Bagaimana sakit parahnya
      Orang yang mencita-citakan tiada tercapai
      Tersandung kaki sedikit
      Ibunda yang dipanggil-panggil).
38. Mongea monge di lalang
      Magarring ida� limbang
      Mongea nasurungang
      Batang di alawena.
      (Betapa parah dalam jiwaku
      Demam dalam yang tak nampak
      Parah disebabkan
      Tubuh jelita dihayatnya).
39. Rapangaq dai di makka
      suju di Baitullah
      wattu meloqmu
      sioro-oroang.  
      (Bagaikan aku ke Mekah
      Sujud di Baitullah
      Sewaktu anda bersedia
      Duduk bersamaan).
40. Accur tongani ateu
      Marere rapangi sia
      Sawa batangmu
      Usenga-usalili
      (Betapa hancur luluh hatiku
      Hancur laksana garam
      Di sebabkan tubuh indahmu
      Senantiasa kukenang dan kurindukan).
41. Mane meppusui pandeng
      Diongmaq di naunnaq
      Accilakaq-u
      Baqbarmi taq utara.
      (Kiranya nenas baru berkuncup
      Aku telah bernaung di bawahnya
      Aduhai, malangku
      Ku tak tertahan setelah mekar).
42. Inai marroyong bulan
      Annaq raqbas bittoeng
      Ibaju calla
      Manggeser lodiannaq.
      (Siapa gerangan menggoyang sang rembulan
      Sehingga bintang-bintang bertaburan
      Kiranya si baju merah
      Memutar balik cincinnya).
43. Omas diting di rupammu
      Tiqdi naung di lita
      Polei naung
      Jari ittangjamarroq.
      (Keringat yang ada di wajahmu
      Jatuh berlinang membasahi bumi
      Kiranya tiba
      Menjelma intan dan zamrud).
44. Mane diongo-o di toyang
      Ulagai mo-oq naung
      Tuo-oq dai marendeng
      Batattaq nasipake.
      (Sejak anda di ayunan
      Aku telah mencumbu dan merayu
      Selamat dan panjang umur
      Semoga terjalin kasih dan mesrah).
45. Doq-a apa mu podoq-a
      Merrawung di boyangmu
      Annaq di aya
      Cahayana Muhamma.
      (Doa apa gerangan yang anda pakai
      Maninggalkan ruangan rumahmu
      Sehingga di wajahmu
      Memancarkan cahaya Muhammad).
46. Mau musassang endeqmu
      Mulollor mata gayang
      Mendai toa
      Apa pandeng di aya.
      (Sekalipun ranjau di tanggamu
      Diselipkan mata keris
      Aku akan tetap naik
      Karena gadis cantik di atas).
47. Lipaq seqbena kindo-u
      Lipaq di lappeannaq
      Moka muaq
      Paccowa-cowa tibua.
      (Sarung sutera ibundaku
      Sarung sutera yang dilipat rapi
      Aku tak sudi
      Kiranya percobaan belaka).
48. Iqda nande paulimmu
      Issi buli-bulimmu
      Nandea tiaq
      Gariting di lindo�mu.
      (Aku tak mempan dengan minyak penawarmu
      Sebagai isi botol kecilmu
      Tetapi aku mempan
      Dengan keritingmu yang menawan).
49. Tekena di pale limammu
      Tulisa di matammu
      Dipikkini�mu
      Rappeq-rappeqana.
      (Rangkaikanlah tanda tangan di tanganmu
      Hiasilah tulisan di matamu
      Dikedipan matamu
      Kiranya merayu dan membisik).
50. Usurung matindo beke
      Dinaunnaq ende�mu
      Mattattangai
      Pendai perrawummu.
      (Kusengaja tidur laksana kambing
      Di bawah naungan tanggamu
      Menunggu dan menanti
      Nauk turunmu selalu).
51. Madondonna duambongi
      Annaq ajal mendiolo
      Annaq rappeq-o manini
      Baca-bacana sokkol ande kawengmu.
      (Besok atau lusa
      Aku meninggal duluan
      Kemudian engkau melangsungkan pernikahan
      Tolong dibacakan nasi ketan pernikahanmu).
52. Apa diting mupikirri
      Apa munawa-nawai
      Ande� matammu
      Di oroannaq bandi.
      (Apagerangan dipikirkan
      Apa yang dikenangkan dibayangkan
      Pilihan matamu
      Tetap jua ditempatnya).
53. Innaq-di pura loata
      Masseq pulu-pulutta
      Tassigilingan mata
      Di tau laeng.
      (Mana ungkapan kita yang telah dimufakati
      Yang kokoh kuat didalam janji
      Tak kesana kemari lagi mata menengok
      Kepada orang lain).
54. Pallaq-do ioq palakang
      Iqda mupaessanni
      Iqdami dissang
      Masara dilaenna.
      (Kiranya telah pudar kasihmu
      Tanpa memberi tahu padaku
      Justru sudah tak tahu
      Mencari lagi dilainnya).
55. Sipasaqbi di tiaq tau
      Muaq nasipallangi
      Annaq dissangi
      Masara dilaennaq.
      (Seharusnya kita saling pamit
      Bila ingin berpisah
      Agar kita tahu
      Mencari lain lagi).
56. Iqda lao nasalopo
      Di topammaleleang
      Dioa� manini
      Annaq malele bomo.
      (Aku tak ingin berkenalan
      Kepada orang pembosan
      Jangan sampai sudah mesrah hubungan
      Dia sudah bosan lagi).
57. Iqda napasang kindo�-u
      Pallaq-I, pallaq to-oq
      Ia pasannaq
      Pallaq-I, salopo-iq.
      (Tidak dipesan ibundaku
      Bila dia ingkar, engkau juga ingkar
      Bahkan pesannya
      Dia ingkar, engkau tambah setia).
58. Paqmaimudaq diolo
      Mammisi annaq golla
      Apa diteq-e
      Paria tattettomi.
      (Budi luhurmu dahulu
      Lebih manis dari pada gula
      Tetapi sekarang
      Lebih pahit lagi dari pada paria (buah sayuran paling pahit).
59. Tennaq uitadi batu-batu
      Natitedoi letteqna I Bolong
      Uduru bandi
      Annaq undu-undungngi.
      (Andai kata kulihat batu kerikil
      Kesandung dengan kakinya si Hitam
      Niscaya kupungut
      Akan kuasapi dengan kemenyan di pedupaan).
60. Mepateni to napalla
      To na taqgiling laeng
      Me peloppoq-i
       Paqmai mapianna.
      (Tentunya orang yang akan ingkar
      Orang yang akan berpaling
      Memberikan berlimpah
      Budi luhurnya).
61. Mu pallanga di kanangmu
      Lelea di kaerimmu
      Tanda mokaq-u
      Mupallang paqmai.
      (Mengingkari aku dikananmu
      Kupindah ke sebelah kirimu
      Suatu pertanda, kutak rela
      Diingkari budi luhurmu).
62. Pole topa ioq mai
      Ande nawa-nawammu
      Annaq iamo
      Namuala peq-olo.
      (Nanti akan datang
      Pilihan hatimu
      Akan dia kelak
      Dijadikan pedoman).
63. Rappeqma padi pondoqmu
      Senga padi seqdemu
      Padi riwammu
      Ande nawa-nawammu.
      (Sebut aku tempatkan di belakangmu
      Kenang aku tempatkan di sisimu
      Tempatkan di pangkuanmu
      Pilihan hatimu).
64. Di mongeq-u, dimasarau
      Kindoq-u uellongngi
      Dinamateu
      Io urappe-rappe.
      (Di waktu sakit, di waktu merana
      Bunda kupanggil-panggil
      Di waktu meninggal
      Anda yang senantiasa kusebut kukenang).
65. Mutinandena sadangngu
      Musapunna matau
      Mapia dai
      Palainna nyawau.
      (Di tengadah daguku
      Diusap mataku
      Selamat nian
      Kepergiannya jiwaku).
66. Bismillah mutati bappa
      Mudande-dande bappa
      Limammu bappa
      Matti nande sadangngu.
      (Bismillah semoga aku dipelihara
      Dibelai kasih sayangnya
      Semoga tanganmu
      Menadah mesrah daguku).
67. Daq muallu di lipaq-mu
      Allua di atemu
      Ballungi mata
      Annaq-ma dinyawamu.
      (Jangan aku diingkarkan di sarungmu
      Kiranya aku diingkarakan di hatimu
      Kelak sayup-sayup kabur mata memandang
      Tempatkan aku di istana jiwamu).
68. Annaq di paleq limammu
      Di tappaq kanukummu
      Diang mu donggo�
      Muilalai boma.
      (Tempatkan aku diruangan tanganmu
      Di ujung kukumu
      Kelak ada yang dipegang
      Tetap diingat diriku).
69. Muaq salilido palakang
      Gilingngi lodiangmu
      Diongaq tu-uq
      Sisarung parrammata.
      (Bila rasa rindu mendatang
      Putar balik saja cincinmu
      Niscaya aku disitu
      Terikat dengan permata).
70. Pasituppui endeq-ta
      Pasittumbang boyatta
      Asari allo
      Si pepattoang boi tau.
      (Mari saling beradu tangga kita
      Saling berpetak rumah kita
      Kelak di senja hari
      Saling menengok lagi di jendela).
71. Damu sosoi batangmu
      Ia mui lalai
      Cinnaq muturu
      Eloqmu naolai.
      (Janganlah menyesali dirimu
      Yang engkau ingat
      Nafsu belaka engkau ikuti
      Kehendak hatimusemata engkau turuti).
72. Pamilei memang moq-oq
      Sara batammu sewa-sewa
      Dado di boe
      Massoso alawemu.
(Pilih memang dari sekarang
      Pilihan hatimu sendiri
      Jangan sampai di belakang
      Menyesali dirimu sendiri).
73. Rapemi ila pappamile
      Ila kacalla-calla
      Iya nacalla
      Iya napeppolei.
      (Telah resmi lamarannya, orang yang banyak pilih
      Orang yang tukang cela
      Yang dicela
      Ia yang didapat).
74. Muaq rapemo manini
      Peqgurui rapeq batu
      Dao rapeq talongnge�
      Rapeq talongnge� malai pallengasang.
      (Bila anda telah resmi lamarannya
      Pelajari resmi/rapat laksana batu
      Jangan rapat bagaikan penutup periuk
      Rapat laksana penutup periuk, gampang tergelincir).
75. I�oq bungana paqmai-u
      I�oq beru-berunaq
      Arangi tipuppi
      Muaq paccoba-coba.
      (Engkaulah bunganya hatiku
      Engkau pulalah melatinya
      Haram dipetik
      Bila dijadikan percobaan).
76. Tennaq situppuq-i endeqta
      Sibanabe boyatta
      Polei garring
      Di solai boi.
      (Seandainya searah tangga kita
      Seikat, seiring rumah kita
      Datang penyakit
      Bersama menghadapinya).
77. Talattanamma iyau
      Rapang bunga lipaqmu
      Apaq tania
      Bunga napebunga.
      (Hamburkanlah aku
      Laksana bunga sarungmu
      Sebab bukan
      Bunga di jadikan bunga).
78. Nadi turuq-i dei diolo
      Eloqna tomawuweng
      Apasalana
      Di titalattangan burewe.
      (Kita ikuti dulu
      Kehendak orang tua
      Apa salahnya
      Dihamburkan kembali, laksana mayang kelapa).
79. Seba-seba tammanangnga
      Rapeq-a tammario
      Tandi rapeq-u
      Tandi seba-sebaq-u.
      (Sendirian tak mengapa
      Jumpa jodohpun tak gembira
      Sebelum jodoh
      Sendirianpun tak ada masalah).
80. Muaq diang melo tuna
      Rappe tuna iyau
      Muaq andiang
      Saqbara sewa-sewa.
      (Bila ada mau hina
      Tunjukkanlah kehinaan padaku
      Bila tak ada
      Kusabar menyendiri dalam sendirian).
81. Upadibikkai tunau
      Nalamba uleleang
      Anding bandi
      Melo mattawarri.
(Kuletakkan di bali hinaku
      Kupergi menawarkan
      Tak kunjung juga
      Yang mau menawar).
82. Tuna-tuna paq iyau
      Tuna tannala lino
      Maloang lino
      Sippi banda iyau.
      (Alangkah hina dinaku
      Hina yang tak dimuat dunia
      Sungguh luas dunia
      Tetapi diriku tetap sempit).
83. Kasi-asi tak ucalla
      Tuna taq uwawire
      Apaq iyamo
      Pappetandona puang.
      (Kemiskinan tak kucela
      Kehinaan tak kebenci
      Karena itulah
      Pemberian Yang Maha Kuasa).
84. Tuna di nacalla tau
      Siola kasi-asi
      Iamo todi
      Muranganna batangngu.
      (Kehinaanlah dicela orang
      Bersama kemiskinan
      Itulah dia
      Yang menyelimuti tubuhku).
85. To landur di seqde boyang
      Sittaq-i pelliaq-mu
      Nakollioq manini
      Belayanna to tuna.
      (Orang yang lewat di samping rumah
      Percepat langkah kakimu
      Terjerat nanti
      Tali ikatannya orang hina).
86. Muaq purama muturang
      Dialle galaqgarmu
      Rattassi tomi galaqgar
      Lattang usippatuang.
      (Bila aku telah dijatuhkan
      Disela-sela rangka lantaimu
      Putuskan pula rangka lantai
      Lantai yang tertuju padaku).
87. Muaq di tinga meoro
      Annaq diang pasambo
      Turamma naung
      Di alle galaqgarmu.
      (Bila disitu aku duduk
      Kemudian ada yang lebih pantas
      Jatuhkanlah saya ke bawah
      Disela-sela rangka lantaimu).
88. Meendeaq di boyangmu
      Meendeq tuna banda
      Andiang bandi
      Ulewa passollorangmu.
      (Kunaiki tangga rumahmu
      Kunaik tangga dengan sikap rendah/hina
      Aku tidak
      Melewati batas pintumu).
89. Bismillah sallang salama
      Salama luluare sallang
      Akkatta malaqbi
      Meendeq di boyangmu.
      (Bismillah salam selamat
      Selamat saudara se Islam
      Maksud mulia
      Menaiki tangga rumahmu).
90. Tallemi tarrauwe
      Dao bata-bata
      Panayoanna
      Anaqna bedadari.
      (Telah nampak pelangi
      Janganlah ragu dan bimbang
      Lalu lalangnya
      Anak bidadari).
91. Rapang tarrauwe
      Kawena simbolongmu
      Ia manjollo
      Ia kokkong limanna.
      (Laksana pelangi
      Ikatan sanggulmu
      Siapa yang menunjuk
      Dia yang bengkok jarinya).
92. Tennaq ruda maita
      Anaqna bedadari
      Iq-o rapannaq talleq
      Dialleq tarrauwe.
      (Andai aku pernah melihat
      Anaknya bidadari
      Engkau bagaikan bayangannya
      Di sela-selanya pelangi).
93. Bismillah mai peq-itanna
      Pateha pecawanna
      Talleq betannaq
      Rapang anaq bedadari.
      (Bismillah kemari penglihatannya
      Al Fatihah ketawanya
      Nampak tubuhnya
      Bagaikan anak bidadari).
94. Talleqmi imasagala
      Iandiang rapanganna
      Tumbiring lino
      Naola pecawanna.
      (Nampaklah si jelita rupawan
      Yang tak ada bandingannya
      Miring bumi
      Dilintasi tawanya).
95. Bulan dai di rupammu
      Bittoeng  di pilismu
      Pambawa allo
      Dilisu sembolongmu.
      (Bulan purnama di wajahmu
      Binatang cemerlang di pipimu
      Pembawa matahari
      Di pusat sanggulmu).
96. Bukan dai pettulei
      Bettoeng ajappui
      Ia paindo inggannanaq
      Narakka alang.
      (Ke bulan engkau tanyakan
bintang memahami
      dia yang terang di seluruh
      alam mayapada ini).
97. Diona nanaung dua
      Nanaung dua pole
      Dioppaq manini
      Annaq mekkanjaq dai.
      (Di bawah aku ke bawah lagi
      Telah di bawah dan ke bawah lagi
      Di bawah kelak nanti
      Akan menengadah ke atas).
98. Sukkuqmi tiaq berena
      Amma pembolongammu
      Bunga natuda
      Bunga dai ti baqbar.
      (Syukurlah nasibnya
      Ibu kandungmu yang sejati
      Kembang yang ditanam
      Kembang pula yang mekar).
99. Bungana ammamu
      i-oq tomo pandenna
      i-oq namaka
      di pelindo-lindoang
(Bunganya mamakmu
      Engkau pulalah gadis kebanggaannya
      Engkaulah yang wajar
      Disiapkan gerbang yang indah).
100.  Mane meppusui pandeng
         Diommaq di naunnaq
         Tamma upaq-u
         Baqbari taq uita.
         (Baru akan mekar nenas
         Aku telah berada di naungan pohonnya
         Kutak beruntung
         Mekar tak kulihat).
101.  Malinga malilu toa
         Mettama di kappummu
         Pusuna loka
         Usanga pusu pandeng.
         (Keliru dan kukhilaf
         Memasuki kampungmu
         Kuncup pisang
         Kusangka kuncup nenas).
102.  Mane pissangi ulete
         Turunang di kappummu
         Tappaq mauaq
         Tembaleq turunaq-u.
         (Baru sekali kuinjak
         Kampung halamanmu
         Terus kunyatakan
         Semoga ini kampung halamanku).
103.  Leboa di turunammu
         Daq muanggaq to lebo
         Anggama todi
         Solamu di banua.
         (Kumengelana di kampungmu
         Jangan dianggap pengelana
         Anggaplah aku
         Teman karib di negerimu).
104.  Innaq lao tangalalang
         Di pondoqna dunnia
         Nauolai lao
         Mattibeang tunau.
         (Kemana gerangan jalanan
         Di belakang dunia
         Ku akan kulewati
         Untuk membuang hina dinaku).
105.  Utibeangi tunau
         Di pondoqna dunia
         Sarombong bandi
         Saba kasi-asi-u.
         (Kubuang hina dinaku
         Dibelakang dunia
         Namun tetap jua tercium
         Sebab kemiskinanku).
106.  Uissattobandi iyau
         Nanala apaq tau
         Tas sarre toa
         Tambalimbubeng toa.
         (Aku juga mengetahui diriku
         Akan diapakan orang
         Daun sereipun bukan
         Lengkuaspun tidak).
107.  Annaq tama di atemu
         Pepembolong di lalang
         Maumo-oq palla
         Muaq membolong banda.
         (Pastikan aku di hatimu
         Agar bertahta didalam
         Walaupun engkau benci
         Asalkan aku bertahta di dalamnya).
108.  Mupallanga di kanangmu
         Lelea di kaerimmu
         Tanda mokaq-u
         Na mu palla mai.
         (Aku di benci di sebelah kananmu
         Ku pindah di sebelah kirimu
         Suatu pertanda
         Tak mau aku di benci).
109.  Beru-beru bura lemo
         Sipo apai tiaq
         Sippute bandi
         Rasana sisalai.
         (Bunga melati kuncup jeruk
         Hubungan apa gerangan
         Sama putihnya
         Rasa baunya berbeda).
110.  Beru-beru pannoq lino
         Pandeng pali dunnia
         Bunga tipussu
         Melo usiruppuang.
         (Bunga melati penuh bumi
         Nenas berlimpah di dunia
         Bunga menunggal
         Ingin kubersama hancur).
111.  Beru-beru mamba melloloq
         Pandeng dai rumakkaq
         Bunga landerang
         Siandarang tanete.
         (Bunga melati berkuncup kian kemari
         Nenas semakin mekar ke atas
         Bunga mawar
         Berhempasan dengan lereng belukar).
112.  Pole innaq-I domai
         Rasana beru-beru
         Pole di dali
         Millete di sakalla.
         (Dari mana datangnya
         Rasanya bunga melati
         Datang dari subang (dali)
         Meniti di beludru)
113.  Tambangi sarombonnaq pandeng
         Nawawana domai
         Pusu tongannaq
         Napadi tau laeng.
         (Bertambah rasa baunya nenas
         Kudibawakan kemari
         Kuncup aslinya
         Diserahkan kelain orang).

         Sumber : Buku Bunga Rampai Kebudayaan Mandar dari Balanipa Karya : A.M.Syarbin Syam (57-112; 1997)
          http://www.polewalimandarkab.go.id/

Blogroll

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google